Monday, May 19, 2025

The Majestic of Toraja | Sulawesi Selatan

Setelah melalui almost 9 jam perjalanan dari Makassar melewati pepohonan, gunung, desa, kota, laut sepanjang 315 km akhirnya unlocked Toraja! 

Sebenernya di Toraja ada bandara kecil juga yang diresmikan sama Presiden Jokowi saat itu tapi kurang reliable karena Toraja suka hujan tiba - tiba nah sekali ada angin pesawat kecil-nya suka balik ke Makassar mendarat lagi jadi malah lebih ribet. 

Selama di Toraja pun cuacanya unik, pagi ke siang mulai panas terik, sore ke malam dingin beneran dingin, pas subuh gak terlalu dingin. Sehari berbagai musim. 

Toraja udah di bucket list sejak duluuu banget nonton di TV liputan tentang Toraja kayak keren banget ya ada tempat dengan budaya yang unik gini dan emang kalo udah waktunya kayak tanpa halangan banget bisa sampai disini menginjakkan kaki di Tana Toraja. 

Toraja sekarang dibagi jadi 2 bagian mainly : Kabupaten Tana Toraja & Kabupaten Toraja Utara. Disini mostly 99% warlok Toraja, jarang banget ada pendatang dan didominasi Kristen jadi bakal banyak temuin gereja dimana mana.

Apa khas Toraja? Pasti atap rumah Toraja yang bentuknya ternyata adalah bentuk kapal. Konon orang Toraja itu ancient-nya datang dari China naik kapal dan berdampar di pulau Sulawesi dimana keberadaan Toraja sekarang jadi untuk mengingat ancient mereka bangun rumah dengan atap menyerupai kapal. 

Kalau ketemu di kota-nya juga bangun rumah udah modern, semen gitu tapi atapnya tetep ditambahin atap khas Toraja. 

Bahkan kantor PDAM juga pakai atap begini

Rumah Toraja disebut Rumah Tongkonan, tongkon = duduk, dan depannya suka ada bangunan lebih kecil untuk lumbung padi yang mana bahan dari pembuatan kayu - kayu ini pake kualitas tinggi yang bisa tahan hingga 100 tahun. 

Btw pernah baca juga terbentuknya Pulau Sulawesi karena ledakan dalam laut dari Vietnam dan Teluk Yin di China, gak tau sih kebenaran dan detailnya karena belum baca lagi dan mencari tahu tapi di museum di Yunnan malah ada cerita tentang 古滇國yg related. 

Orang Toraja itu adatnya kuat banget terutama untuk adat meninggal-nya. Kalau orang Toraja meninggal membutuhkan banyak uang karena harus dipestakan adat baru bisa di makam-kan. Pemakaman di Toraja itu gak ada yang dikubur karena mereka gak mau mengotori tanah, jadi di goa atau seperti bangunan kecil di depan rumah yang nanti jasad-nya di taruh di dalamnya. 

ini contoh kuburan yang dibangun bangunan kecil gitu

Di Toraja juga gak ada kuburan umum kalau misalnya belum punya rejeki untuk adat maka akan dikubur di kota Makasar dulu di kuburan umum tapi kuburnya gak kena tanah juga akan di semen dulu nanti kalau udah ada rejeki keluarganya baru di pindah. 

Karena meninggal di Toraja membutuhkan biaya luarbiasa untuk adatnya maka di Toraja suka di bilang cari uang untuk meninggal, bukan untuk menikah karena menikah disini biasa aja gak seheboh pesta meninggal. 

Nah di Toraja juga sama ada suku bangsawan dan rakyat biasa, diliat dari marga. Ada kuburan khusus marga apa, ada juga kuburan khusus bangsawan. 

Gimana kalau dia marga bangsawan tapi kondisi financial-nya kurang? Maka dari saudara akan bantu karena di Toraja gak ada hubungan darah juga disebut keluarga. Jadi harus saling bantu. 

Nah kalau pesta juga ada sebutan hutang tak di tagih. Jadi misalnya si A neneknya meninggal, sobat si A yaitu B kasih kerbau 5 ekor, nah nanti ketika si B ada keluarga yang meninggal dikasih balik kerbau 5 ekor juga. Kalau gak sanggup seekor kerbau whole bisa juga patungan tapi setiap tahun ada inflasi-nya juga misalnya patungan 20juta, di tahun ke-5 gantian harus balikin udah bukan 20juta tapi bisa jadi 25juta atau 30juta tergantung hitungan inflasi.

Di Toraja tingkat kriminal-nya dikit banget karena mereka berasa malu - malu-in Toraja kalau sampai berbuat jahat nanti keluarga dan keturunannya akan dikucilkan, tukang parkir aja gak mau dikasih uang, kalo ada maling motor itu pasti pendatang bukan warlok. 

Di Toraja juga terkenal orangnya malas karena mereka banyak pesta yang harus dihadiri, jadi walaupun bukan inti atau bawa sembelihan tetap harus datang walau kerja makanya disini jarang tanah yang digarap soalnya bisa tiba- tiba dipanggil ada pesta apa harus ditinggal jadi tanam yang gak perlu setiap hari diurus. 

Mata pencaharian-nya tanam kopi yang terkenal dengan kopi Toraja, sisanya merantau dan kalau udah berhasil diluar uangnya dikirim balik keluarga di Toraja. 

Untuk pelihara hewan juga disini kebanyakan datang dari luar di umur kecil atau pas perlu baru beli ke pusatnya di Pasar Hewan Bolu ini. Jarang sekali yang mau mengembang biakan karena katanya susah lebih susah dari punya bayi. Disini yang paling dihargai itu kerbau albino. Sapi harga dagingnya mahal, tapi kalau masih hidup untuk sembelih mahalan kerbau walau daging kerbau ga enak jadi kerbau yang mahal tu nyawa-nya karena kalau udah di sembelih dagingnya gak laku ketimbang sapi. 



Seekornya 6-7 juta katanya

Kalau kerbau albino itu konon kepercayaan ancient untuk orang meninggal sebagai kendaraannya jadi lebih banyak sehingga lebih cepet sampai surga harga seekornya pun mencapai 1M. Uwaw! 

Kayak babi gak sih sekilas tapi dia kerbau albino yang mahal itu

Bagaimana dengan makam Toraja? Kalau untuk anak - anak yang belum tumbuh gigi akan di makam di pohon dengan jerami, nanti pohon-nya kan menghasilkan getah dan lubang yang dimasukin jasad pakai jerami itu akan nutup nanti kalau butuh dibuat lubang lagi. Gak sembarang pohon ya, ini pohon khusus. 

Bagian yang hitam hitam itu adalah jerami

Setelah di kubur di pohon, orang tua anak tersebut harus jaga 7*24 jam di tempat karena dianggap roh anaknya belum tau kalau dia meninggal jadi masih ada bersama. 

Ini namanya Bori Kalimbuang, disini ada kuburan orang dewasa juga dan juga ada batu - batu gini yang didirikan ketika ada yang meninggal tapi gak sembarang boleh diriin batu ya ada aturannya dan harus potong 24 ekor kerbau per batu yang di dirikan. 



Kete Kesu ini area makam bangsawan jadi kalau bukan bangsawan gak bisa dimakamkan disini tapi sekarang udah agak berubah walau area makam masi aktif, disini jadi lebih banyak untuk wisatawan jadi banyak toko souvenir juga dan bagian depan-nya ada yang bikin acara pernikahan malah. 


Kalau bangsawan yang dikubur akan dibuatkan Tau Tau yaitu boneka kayu yang jadi penjaga makam - Tau Tau sendiri artinya orang. 



Pertama kalau sudah di pestakan, akan dimakam dengan peti pada umumnya lalu kalau udah beberapa tahun ada yang keluarkan lagi untuk ganti baju yang ada festivalnya namanya Rambu Solo setiap bulan Agustus. Kalau sudah tinggal tulang akan diganti peti yang lebih kecil, nah di peti yang lebih kecil umumnya bentukan kayu raw gitu bisa untuk beberapa orang gak cuman 1 aja. 

Kalau yang di Londa ini bisa masuk ke goa yang gelap gulita harus pakai lampu minyak dan susah jalan-nya karena gulita dan nunduk2 dan aturannya gak boleh kepegang tengkorak-nya tapi karena gelap banget jadi takut banget pas lagi megang dinding goa kepegang tengkorak huhu. 


Disini bisa liat Romeo Juliet versi Toraja kisah nyata sepupu yang saling jatuh cinta tapi karena masih sepupu gak boleh menikah jadi bundir dan tengkoraknya disini. 

Yang tengkorak bagian bawah yg romeo juliet, permisi…

Kalau diliat dari atas bisa keliatan di atas goa itu ada makam juga, jadi peti yang ditaruh di dinding tebing dengan dudukan kayu gitu nah makin ke atas biasanya makin kaya yang dimakam karena di makam bersama harta benda-nya takut dicuri jadi dipilih lokasi yang susah dicapai even untuk kesana aja jalanan susah dan tinggi banget. 

Selain kuburan ada kah yang menarik lainnya di Toraja? Tentu. 

Ada patung Tuhan Yesus memberkati yang menjadi patung tertinggi di Asia. Tapi kayaknya bukan patungnya yang paling tinggi karena patungnya 45 meter aja total bangunannya masih lebih pendek dibanding yang di Toba, tapi karena posisi-nya di atas mdpl tinggi di bukit jadinya kalo total ketinggian dari mdpl mungkin jadi yang tertinggi. 



Nah yang unik lagi ada namanya negeri di atas awan di Lolai - To’tombi. Kalau kesini pas subuh sebelum matahari terbit nanti bisa liat awan full ada di bawah kita kayak salju terus uniknya lagi disini gak dingin menggigil padahal di atas gunung dan jalanannya aspal mulus. 



Kayak salju kan, pas liat gini ada mama papua sebelahku bilang sambil video : Tuhan indah sekali ciptaanmu

Katanya dulu spot ini yang nemuin mahasiswa lalu viral dan pas ibu-nya Jokowi dateng jalanan-nya masih tanah dan rusak setelah itu baru dibangun aspal kayak sekarang. 

Alun alun Toraja pun indah deh bagus ada kolam di tengah bukan yang kayak di kota - kota biasanya cuman bunderan aja. Terus disini ada patung pahlawan Toraja yaitu Lakipadada.

Angkot di Toraja pun lucunya gak ada model angkot, pakai mobil pribadi dan plat kuning aja kalau mau naik tinggal nyetopin lalu nanya jalur dia hari ini kalau lewat ya bisa naik kalo nggak tunggu lagi. 


Kalau untuk mobil pengantin pakai 4x4 keren kan karena katanya mungkin rumahnya ada yang di gunung dan cuman bisa pakai mobil tangguh haha. 

Apa makanan khas Toraja? Babi yang dimasak di bambu dan harus cobain ballok yaitu arak Toraja dibuat dari buah aren dan fermentasi tradisional. Menurutku rasanya gak terlalu alkohol dan lumayan enak. Di pinggir jalan bisa beli 10rebu aja se-liter atau kalau di pesta Toraja pasti ada. 

So far berasanya selama di Sulsel pembangunannya udah lumayan proper aspal-nya mulus malah berasa kurang adventure karena kayak uda rapih aja gitu terus gak ada anak - anak yang malak, mostly uda ada tiket masuk dan tertib. Ada tempat sampah di mana mana dan toilet juga. Menurutku lumayan oke sih. 

Jadi setelah menginjakan kaki di Toraja gimana rasanya? Berasa gap akan kehidupan dan kematian begitu dekat. Berasa manusia disana melihat kehidupan udah to the next level. Berasa indah banget alam Toraja tuh. Worth to visit! Harus banget melihat sendiri karena lebih cantik aslinya daripada foto. 


Pemandangan dari hotel aja secantik gini

Pemandangan makan siang lebih lebih 


Mendung after ujan aja tetep se-majestic ini

Thanks Toraja, thanks Sulawesi, indahnya udah bisa mengambil hatiku di visit pertama Sulawesi semoga nanti unlock lebih banyak bucket list yang seru dan menambah wawasan. 

Sunday, May 18, 2025

316km Road Trip di Sulawesi Selatan - Kota Kelahiran Jusuf Kalla & Habibie | Makassar, Parepare, Pinrang, Enrekang

Unlocked Pulau Sulawesi! 

Dulu gak pernah kepikiran kalau bakal ke Sulawesi soalnya kayak belum touch-able aja untuk kesana sampai akhirnya bulan lalu abis dari Timur pengen deh unlocked pulau - pulau di Indonesia dan Sulawesi adalah salah satu pulau yang aku belum pernah apalagi kalau pulau besar udah pernah Jawa, Sumatera, Kalimantan nah kurang Sulawesi kan. 

Salah satu bucket list dari pas masih "kecil" kalau nonton TV tuh Toraja, kayak keren banget dan again berasa kayaknya ga segampang itu deh mau kesana tapi kali ini cepet banget dalam waktu 2 minggu kebuka aja jalannya dapet flight murah, pas libur, pas nemu trip juga. Emang kalo udah waktunya segala jalan terbuka ya eaaaa. 

Karena tujuan utama kali ini Toraja, jadi flight kali ini ke Sulawesi Selatan tepatnya Makassar atau yang dulu namanya Ujung Pandang. 

Awalnya kota ini namanya Makassar sejak zaman Kerajaan Gowa-Tallo. Tahun 1972 diganti namanya jadi Ujung Pandang, lalu tahun 1999 masyarakat mengusulkan namanya dibalikin jadi Makassar lagi karena lebih sesuai dengan nilai sejarah dan budaya yang ada, akhirnya di tahun yang sama diresmikan Presiden Habibi saat itu untuk kembali ke nama Makassar.  

Makassar merupakan kota terbesar ke-4 di Indo setelah : Jakarta, Surabaya, Medan. 

Flight dari Jakarta ke Makassar ada banyak sebenernya cuman karena waktuku terbatas dan buru - buru jadi aku pilih flight midnigh menjelang subuh yaitu jam 2 midnight haha. Lama flight-nya 2 jam 20 menit, return ticket Batik pas dapat 2,7juta udah bagasi & snack. Mayan murce kan. 

Kalau kalian notice sekarang Batik or Lion lagi gencar bikin penerbangan yang transit-nya di Makassar jadi kayaknya mau di-kenalin deh Makassar ini dan airport-nya lagi pembangunan juga walau masih setengah jalan ya, Bandara International Sultan Hasanudin. 

Well, ada apa di Sulawesi Selatan? Ternyata budaya dan cerita Makassar itu seru dan banyak banget. 

Kalau makanan mungkin udah pada gak asing karena ada juga di Jakarta resto Makassar yang jual seperti : coto makasar, nasgor merah, pisang ijo, dan minuman markisa. Kalau yang jarang terdengar di Jakarta seperti : ayam / bebek paleko (dimasak bumbu kuning kayak ayam lengkuas sebelum di goreng), sop saudara.

Sarapan indomie pun dikasih jeruk nipis, kayaknya di Sulsel hobi asem karena sambel di resto juga asem bukan pedes gurih or manis

Perjalanan Sulsel kali ini, dimulai dari Makasar melewati, Parepare, Pinrang, Enrekang, Makale, dan akhirnya sampai Rantepao karena destinasi utama-nya adalah Toraja. 

Gimana first impression ciri khasi Sulawesi? Sulit di describe dengan bahasa yang cantik karena belum kepikiran yang tepatnya tapi intinya Sulawesi itu kayak perpaduan air dan pepohonan. Kalau Timur kan gersang, Sumatera panas, kalau Sulawesi ada part “air” nya yang bikin berasa Sulawesi banget gitu vibesnya. 

Contoh-nya ini di Rammang Rammang yang konon dulu disini lautan lalu terjadi ledakan dalam laut yang menjadikan pegunungan karst (batu kapur) disekeliling-nya yang konon dalamnya masih ada air laut. Kalau kesini naik perahu-nya seru deh beneran kayak air dan pepohonan cucok dengan lagu Angin Mamiri hahaha. 

Baru tau Rammang Rammang pas kesini, tapi orang sekelilingku pada tau semua katanya terkenal. Kalau google sih agak kaya iklan RCTI oke yang di tengah sawah ada ibu nonton TV ya haha. Secara fasilitas menurutku udah proper sih ini. Kayaknya pembangunan tempat wisata alam di Sulsel udah lumayan di perhatiin. 



Air dari pohon nipa yang ada di kiri kanan jalur kapal 


Ada 4 suku di Sulsel :

  • Makassar, atau yang disebut Gowa karena terkenal dengan sejarah Kerajaan Gowa yang sangat berperan di Sulsel 
  • Bugis, yang pandai navigasi pinisi — melahirkan tokoh BJ Habibi & Jusuf Kalla 
  • Toraja, yang terkenal dengan Tanah Toraja — detailnya ada di postingan Toraja tentunya
  • Mandar, yang terkenal dengan ukiran kayu

Sepanjang perjalanan road trip dari Makassar ini banyak lewatin rumah panggung. Yap khas-nya adalah rumah panggung. Biasa bagian bawahnya itu untuk tempat hewan peliharaan atau kalau bawahnya lebih tinggi lagi bisa buat istirahat siang karena panas di atas kalau siang, jadi siang di bawah malam baru naik ke atas. 

Model atap di Sulsel kayak gini ada yang seperti silang di atas

Kalau untuk Suku Bugis, tumpukan atapnya ada artinya juga, tumpukan atap disebut timpalaja. Tumpukan 1 atau 2 merupakan kalangan biasa, tumpukan 3 keatas merupakan bangsawan. Kalau bukan silsilah bangsawan tapi bangun tumpukan 3 maka akan di tegur dan harus bongkar. Gimana biar jadi bangsawan? Konon dari marga, jadi bukan dari harta doi seberapa banyak. Kalau dari keluarga bangsawan biasanya di namanya ada “Andi” sebagai gelar bangsawan. Kalau marga bangsawan walau keadaan financial-nya gak kaya raya tetep dianggap bangsawan begitu juga sebaliknya kalau rakyat biasa tapi dia kaya raya tetep gak dianggap bangsawan, kecuali menikah dengan marga bangsawan. 

Untuk menikah juga di suku Bugis ada namanya panai. Panai itu uang yang diberikan ke keluarga perempuan menggantikan biaya membesarkan perempuan ini dari pihak laki - laki. Besarnya berapa tergantung tingkat pendidikan si perempuan dan apa yang bisa dibawa ke keluarga laki - laki. Sebenernya dulu panai cuman ada untuk kalangan bangsawan dan bukan di buka harga dari pihak perempuan tapi dari pihak laki - laki memberikan penghargaan tapi makin kesini jadi agak berubah. 

Jusuf Kalla juga bukan dari bangsawan, malah dari orang susah, dulu orang tua-nya pedagang di pasar lalu datang ke Makassar ikutan pas lagi boom jual beli mobil dan disana mulai naik dia. Jadi kalau ke sini jangan bingung kenapa Toyota namanya Toyota Hadji Kalla, yak itu adalah papanya Jusuf Kalla. 

Masuk ke Parepare yang merupakan kota kelahiran BJ Habibie, disini ada patung tinggi Habibi Ainun, ada rumah sakitnya juga. 




Oh iya disini juga ada pembangunan kereta yang merupakan project Jokowi dengan jalur Makassar - Parepare total 99km tapi sekarang baru jadi 60-an km. 

Dari sini kita akan lewatin pinggiran Selat Makassar yang sepanjang jalan sebelah kiri-nya laut indah terus suka ada masjid yang disebut masjid apung karena ada di pinggir laut cantik deh. 

Lanjut lagi setelah lewat Enrekang kita sampai di Gunung Nona. View dari rest-area-nya aja udah kayak background palsu pas mendekat makin uwaw lagi, lebih jelas pakai video, makanya sekarang lately suka share dalam bentuk video di igstory tapi sebenernya kalau liat asli dengan mata kepala sendiri lebih berasa uwaw-nya. Indahnya ciptaan Tuhan. 


Kenapa disebut Gunung Nona? Konon katanya bentuknya mirip alat kelamin wanita, tapi udah di liat dari sudut manapun gak ada miripnya sih menurutku, tapi anyway dia cantik banget kayak unlimited view gitu. 

Lanjut road trip di tengah - tengah gunung selama 3 jam kita sampai di Toraja akhirnya, lanjut di postingan selanjutnya tentang Toraja yeay